Bolmut – Dari total 106 desa di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), tercatat hanya 29 desa diantaranya yang menjalankan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Padahal pada 2017 silam, Bolmut pernah mengirimkan aparat dan stakeholder desa untuk melakukan study tiru di sejumlah desa yang sukses dengan BUMDesnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat dan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Dinas PMD Bolmut, Arham Pontoh, SE mengurai, se-Kabupaten Bolmut, hanya 29 BUMDes yang jalan, 77 diantaranya macet termasuk diantaranya desa dengan modal BUMDes yang masih mengendap di bank.
Meski demikian, Ia mengaku belum mengetahui secara rinci kendala yang dihadapi desa, sebab baru dalam beberapa pekan ini bertugas di bidang tersebut. “Untuk itu, kami akan menjadwalkan agenda turun ke setiap wilayah dalam waktu dekat ini, guna mengetahui persoalan serta mendorong BUMDes di masing-masing desa agar segera beroperasi”, (28/2).
Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Bolmut, Budi Setiawan Kohongia, S.Pd, mengajak seluruh stakeholder masing-masing desa di Bolmut agar mampu berinovasi menghidupkan BUMDes dengan melihat potensi yang ada.
Ia mengungkap, di daerah tetangga, BUMDes ini dikelola dengan maksimal, sehingga memberi banyak manfaat bagi masyarakat, baik itu dari segi pendapatan desa, lapangan kerja serta paling penting mendorong gairah ekonomi masyarakat. “Salah satu contoh yang dekat dengan kondisi kita, ada banyak pedagang sayur mayur yang merupakan warga Bolmut. Mereka ini membeli bahan dagangan dari daerah tetangga untuk dijual kembali di Bolmut bahkan sampai ke luar daerah. Padahal sumber daya kita di sini menyediakan semua kebutuhan tersebut tanpa harus mendatangkan dari luar. Jika ini dikelola, tentu bisa dirasakan manfaatnya”, ujar Kohongia (1/3). (van)