Bolmut – Memasuki tahun politik 2024, para kontestan berlomba-lomba unjuk gigi menyebarkan Alat Peraga Kampanye (APK) berupa baliho. Namun hal berbeda ini terjadi pada salah satu Caleg asal Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.
Asriadi Lakoro, Caleg Partai Gelora Indonesia yang maju dari daerah pemilihan III, Kecamatan Bintauna dan Kecamatan Sangkub ini menyosialisasikan dirinya dengan menggunakan media barang bekas.
Saat diwawancarai, “Adi” sapaan akrabnya, mengungkap media yang Ia pakai sebagai bahan kampanye berupa karung, triplek bekas dan barang bekas lain yang bisa dimanfaatkan untuk menulis dan menyosialisasikan diri.
“Ini bukan soal mencari sensasi, barang bekas yang saya daur dan manfaatkan ulang ini, juga sebagai bentuk protes keras terhadap turunnya selera demokrasi kita”, ujar Adi.
Ia mengurai, bentuk protes yang ia maksudkan, yakni turunnya tatanan demokrasi, dimana kontestan yang tampil dalam panggung politik pemilu, mempertontonkan sekaligus mempraktikkan politik uang dalam cakupan yang sudah sangat kompleks.
“Benar, politik itu butuh uang sebagai penggerak, terlebih dalam hal operasional. Namun sekarang ini, suara saja sudah bisa dibeli, ini menggerus tatanan demokrasi kita. Hanya yang berduit yang bisa menjadi wakil rakyat”, ujarnya (26/1).
Padahal menurut Adi, praktik-praktik seperti ini akan berimbas pada turunnya moral dan budaya politik masyarakat, disatu sisi hal ini yang menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus korupsi di Indonesia.