banner 728x250
News

Tinjau Kondisi RSUD, DPRD Bolmut Temui Banyak Persoalan

×

Tinjau Kondisi RSUD, DPRD Bolmut Temui Banyak Persoalan

Sebarkan artikel ini

Maniapost – Komisi I DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara melakukan kunjungan ke RSUD Kabupaten Bolmut, Rabu (27/7/2022).

Personel Komisi I yang terdiri dari, Reksosiswoyo Binolombangan, Djuldin Bolota, Budi Setiawan Kohongia, Husen Yahya Suit Pontoh dan Mardan Umar mendapati banyak persoalan di RSUD Bolmut dalam agenda peninjauan tersebut.

“Banyak ruangan di gedung lama yang tidak difungsikan. Sementara itu ada beberapa ruang di gedung baru yang diperuntukkan bagi pelayanan pasien tidak memiliki AC, termasuk ruang observasi bedah, ruang tunggu OK, ruang pasien UGD, serta ruang atau kamar dokter anastesi dan rumah dinas dokter”, ungkap Wakil Ketua Komisi I, Djuldin Bolota, SIP.

Sementara itu, Personel Komisi I lainnya, Mardan Umar, menyayangkan kondisi di gedung poli yang tidak memiliki akses air bersih. Ia juga menyoroti jaringan ipal ke gedung baru dan alat pemusnah limbah medis (incinerator) yang sudah tidak digunakan dalam kurun waktu hampir setahun belakangan, serta perlunya kebijakan kalibrasi atau pengecekan alat-alat kesehatan di RSUD Bolmut.

Di sisi lain,  Aleg, Husen Yahya Suit Pontoh, memastikan ketersediaan tenaga dokter spesialis di RSUD Bolmut. Dimana yang ada sekarang hanyalah spesialis bedah, anastesi, penyakit dalam, radiologi dan dokter anak.  “Sementara dokter anastesi ini jadwalnya hanya senin dan kamis. Kemudian dokter anak, saya dengar hanya datang bertugas dua minggu sekali dalam tiap bulannya, karena mengabdi juga di luar daerah” ujar Pontoh.

Terkait hal ini, pihak DPRD berharap Pemerintah dapat menjamin ketersediaan tenaga dokter di RSUD Bolmut. “Dokter yang ada akan segera berakhir kontrak pada tahun ini. Perlu adanya upaya memperpanjang kontrak, serta menambah tenaga spesialis anastesi, spesialis obgyn dan spesialis mata, karena spesialis ini sangat dibutuhkan oleh RSUD mengingat banyak pasien yang harus dirujuk karena kurangnya ketersediaan tenaga dari dokter-dokter spesialis tersebut”, kunci Pontoh. (dic)